Memasang ban depan sepeda motor terbalik

Ban sepeda motor
Memasang ban motor depan terbalik?
Apakah efeknya?
Berawal saat memasang ban di planet ban daerah gombong kebumen. Saat itu memasang ban depan dan belakang tubeless karena kebetulan sudah gundul, ditambah musim hujan dengan curah hujan yang tinggi membuat ngeri saat mau memacu motor “Modified” Predator fu150 tahun 2014 yang sudah dibekali dapur pacu 150cc dengan sokongan karburator PWK28 sudco. Tenaga yang besar membuat ban cepa aus, sekalian saat jalan ke gombong mampir ke planet ban.
Dipilihlah ban ukuran standar front 70/90 dan rear 80/90 sesuai spek standar dari pabrik. Memilih ban merk michellin, kebetulan pengin coba ban merk ini tapi di kampung asli cilacap susah didapatkan. Pembayaran di planet ban lumayan lengkap, jika lupa membawa uang cash bisa menggunakan kartu debet atau kartu kredit.
Setelah pemasangan selesai, langsung pulang tanpa men cek karena percaya dengan teknisi planet ban. Setelah sampe dirumah, cuci cuci motor terlihat hal yang aneh, pososi kembangan ban depan dan belakang berlawanan. Ban depan dipasang dengan kembangan terbalik !!!
Besoknya meluncurlah ke planet ban, niat hati mau komplain, dijawabnya dengan yakin oleh mekanik itu betul, ban depan memang harus terbalik untuk merk “michellin”. Setelah itu ditunjukanlah panah ada 2 keterangan font dan rear yang saling berlawanan. Ooohh ternyata memang ban depan itu benar dengan arah terbalik, kata mekaniknya untuk membantu pengereman.

Ban michelin
Ooohhhh batu tahu saya, ternyata saya yang kuper. Jika dipake belakang arah kembangan kebalikan dipakai depan. Terimakasih mas mekanik.
Kenapa ban depan arah kembangan harus terbalik?
Apa alasannya ya?
Keunggulan pemasangan ban secara terbalik disebutkan sebagai berikut:
Ada teori dari Chandra Alim, pebalap nasional, seputar rotasi berlawanan. “Kondisi rotasi di balik dapat membantu pengereman lebih pakem,” ujar Chalim, sapaan akrabnya. Informasi tersebut didapat dari mekanik saat mengikuti Australian Touring Car Championship pada 1990-an.
Teori tersebut bisa dilakukan pada mobil penggerak belakang dengan tenaga yang besar. Itu pun hanya berlaku untuk ban depan saja. “Karena saat dibalik menimbulkan efek lebih mencengkram saat di rem. Dengan begitu jarak pengereman bisa lebih dekat,” ungkap Chalim. Tetapi, lanjutnya teori ini tidak berlaku untuk mobil gerak roda depan karena sebagai pusat traksi di mana tempat beban berkumpul.
“Biasanya itu ditemukan di ban-ban motor sport berkapasitas besar buatan luar negeri. Misalnya, Pirelli atau Dunlop,” ujar Risa, Manajer Marketing PT Suryaraya Rubberindo, produsen ban FDR.
Untuk menjelaskan kenapa roda depan motor sport kapasitas besar mengaplikasi ban dengan alur terbalik, baik Dodi dan Risa sepakat, itu benar. Ini ada penjelasan secara teknisnya. Karena fungsinya justru pada saat mengerem, berdasarkan teori, dengan arah terbalik, grip roda depan justru menguat. Jadi, jarak pengereman makin bagus, dan tetap stabil.
“Teorinya, saat mengerem, walaupun arah roda tetap bergerak ke depan, tapi, akibat pengereman agak gerak ke belakang sebagai kontranya. Ini berarti ada tenaga yang diterima oleh roda belakang. Makanya, dengan alur coakan terbalik, gigitan dan grip ban makin baik. Tapi, ban belakang tidak boleh dibalik,” kata Dodi dan Risa lagi.
Jadi pemasangan ban terbalik itu gunanya untuk meningkatkan daya pengereman ban depan.
Namun pemasangan terbalik ini ada kelemahannya. Yaitu waktu hujan:
“Langkah tersebut tidak dibenarkan terlebih saat melintas di lintasan yang basah. Karena dapat menyebabkan adanya aquaplanning berlebihan sehingga dapat menghilangkan stabilitas,” jelas Adang. Apalagi, lanjutnya, kecepatan berada di atas 40 kpj. Sebab, kembangan ban sudah didesain untuk membuang air. Dengan kondisi terbalik maka fungsinya berubah menjadi menampung air. Akibatnya air akan berkumpul dan membentuk lapisan air antara ban dengan aspal.
Lain halnya ketika digunakan pada lintasan kering. “Efeknya, suara gesekan ban lebih berisik dan kembangan ban lebih cepat habis,” papar Adang. Stabilitas, menurutnya tidak terlalu berpengaruh.
“Jangan sekali-sekali melakukan saat lintasan basah karena akan mengurangi stabilitas cukup besar dan bisa sangat berbahaya karena mobil kehilangan kontrol. Saya melakukan ini hanya untuk di lintasan balap, tidak di jalan raya,” tegas Chalim.
Kontroversi Alur Ban Terbalik, Roda Depan Boleh Ke Mana Aja?
Menurut Dodiyanto, coakan berfungsi untuk membuang air atau kotoran. “Sehingga saat melintas jalan basah atau berpasir, roda masih menggigit. Biasanya, alur coakan tadi untuk membuang kotoran atau air ke luar jalur ban,” jelas pegawai PT Gajah Tunggal, produsen ban IRC bagian New Product Development itu.
Kesimpulan, karena ini memang sesuai standar pabrik ya memang ini dianjurkan ya ^_^.
jangan lupa like & share. artikel ini juga tersedia di SINI

Tulis komentar